Senin, 05 Desember 2011

KTI HUBUNGAN PERSEPSI TERHADAP MOTIVASI BELAJAR

 

KTI HUBUNGAN PERSEPSI TERHADAP MOTIVASI BELAJAR

HUBUNGAN PERSEPSI TERHADAP PROFESI BIDAN DENGAN
MOTIVASI BELAJAR MAHASISWA PENDIDIKAN
DIPLOMA III KEBIDANAN
KARYA TULIS ILMIAH
Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Saint Terapan
Program Studi Diploma IV Kebidanan Fakultas Kedokteran
Universitas Sebelas Maret
Oleh:
MEILIA SITI FATIMAH
R0105027
PROGRAM STUDI D IV KEBIDANAN FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
SURAKARTA
2009
HALAMAN VALIDASI
Karya Tulis Ilmiah dengan judul : ”Hubungan Persepsi terhadap Profesi Bidan
dengan Motivasi Belajar Mahasiswa Pendidikan Diploma III Kebidanan”
Nama : Meilia Siti Fatimah
NIM : R0105027
Telah Disetujui Oleh Pembimbing Untuk Diuji Di Hadapan Dewan Penguji.
Pada hari : Jumat, 24 Juli 2009
Pembimbing Utama
(Mochammad Arief. Tq, dr, PHK, MS.)
NIP : 19500913 198003 1 002
Pembimbing Pendamping
(Erindra Budi. C, Skep, Ns.)
NIP : 19780220 200501 1 001
Ketua Tim KTI
(Mochammad Arief. Tq, dr, PHK, MS.)
NIP : 19500913 198003 1 002
HALAMAN PENGESAHAN
Karya Tulis Ilmiah dengan judul : ”Hubungan Persepsi terhadap Profesi Bidan
dengan Motivasi Belajar Mahasiswa Pendidikan Diploma III Kebidanan”
Nama : Meilia Siti Fatimah
NIM : R0105027
Telah Dipertahankan Di Depan Dewan Penguji Karya Tulis Ilmiah.
Pada hari : Jumat, 31 Juli 2009
Pembimbing Utama
(Mochammad Arief. Tq, dr, PHK, MS.)
NIP : 19500913 198003 1 002
Pembimbing Pendamping
(Erindra Budi. C, Skep, Ns.)
NIP : 19780220 200501 1 001
Penguji
(S. Bambang. W, dr, PHK, M.Pd Ked)
NIP : 19481231 197609 1 001
Ketua Tim KTI
(Mochammad Arief. Tq, dr, PHK, MS.)
NIP : 19500913 198003 1 002
Mengesahkan
Ketua Program Studi D IV Kebidanan FK UNS
(H. Tri Budi Wiryanto, dr. SpOG (K))
NIP : 19510421 198011 1 002
ABSTRAK
Meilia Siti Fatimah, R0105027. Hubungan Persepsi terhadap Profesi Bidan
dengan Motivasi Belajar Mahasiswa Pendidikan Diploma III Kebidanan.
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan antara persepsi terhadap
profesi bidan dengan motivasi belajar mahasiswa Pendidikan Diploma III
Kebidanan. Hasil penelitian diharapkan dapat meningkatkan motivasi belajar
mahasiswa Pendidikan Diploma III Kebidanan dengan memberikan persepsi yang
benar terhadap profesi bidan.
Jenis penelitian yang digunakan adalah observasional analitik dengan desain
penelitian Cross Sectional. Populasi penelitiannya adalah mahasiswa pendidikan
Diploma III Kebidanan sebagai populasi target dan mahasiswa Akademi
Kebidanan YAPPI Sragen Tingkat II sebagai populasi aktual. Penetapan sampel
dengan menggunakan total sampling yaitu berjumlah 60 mahasiswa setelah
melalui kriteria restriksi. Persepsi terhadap profesi bidan yang diukur dengan
kuesioner yang dibuat sendiri oleh peneliti, telah diuji validitas dan realibilitasnya.
Sedangkan variabel motivasi belajar menggunakan kuesioner baku, analisis
datanya memakai rumus Spearman Rank dengan bantuan SPSS 16.0 for windows.
Hasil penelitian menunjukkan persepsi mahasiswa Pendidikan Diploma III
Kebidanan terhadap profesi bidan mempunyai nilai mean sebesar 95,97 dan
motivasi belajar menunjukkan mean sebesar 120,38. Sedangkan hasil perhitungan
analisis data didapat nilai koefisien korelasi rho sebesar 0,587 dan nilai p sebesar
0,000. Maka hipotesis “persepsi yang benar terhadap profesi bidan akan
meningkatkan motivasi belajar mahasiswa”, diterima.
Kesimpulan penelitian menunjukkan bahwa persepsi terhadap profesi bidan
mempunyai hubungan positif yang signifikan dengan motivasi belajar mahasiswa
Pendidikan Diploma III Kebidanan.
Kata kunci: Persepsi, Profesi Bidan, Motivasi Belajar
MOTTO
Allah mengabulkan doa kita dengan tiga cara:
1. Memberi apa yang kita minta.
2. Tidak memberi apa yang kita minta, namun memberi apa yang kita
butuhkan karena Allah mengetahui apa yang terbaik untuk kita.
3. Tidak memberi jawaban apapun, karena Allah masih menguji kesabaran
dan kesungguhan kita.
(Nasehat seseorang)
Menangis bukan jalan keluar, berdoa adalah usaha, tapi bertindak adalah salah
satu bentuk perjuangan yang nyata.
(Penulis)
PERSEMBAHAN
Karya sederhana ini saya persembahkan untuk:
Orang-orang yang selalu ada dalam suka maupun dukaku, tertawa
menyambut gembiraku dan setia membangkitkan semangat hidupku.
KATA PENGANTAR
Puji syukur penyusun panjatkan kehadirat Allah SWT dengan segala
rahmat dan hidayahNya, sehingga penulis dapat menyelesaikan Karya Tulis
Ilmiah yang berjudul “Hubungan Persepsi terhadap Profesi Bidan dengan
Motivasi Belajar Mahasiswa Pendidikan Diploma III Kebidanan”.
Karya Tulis Ilmiah ini diajukan sebagai salah satu persyaratan untuk
mengikuti pendidikan program studi Diploma IV Kebidanan Fakultas Kedokteran
Universitas Sebelas Maret.
Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan Karya Tulis Ilmiah ini
tidak lepas dari bantuan beberapa pihak, baik berupa bimbingan, nasehat, motivasi
dan doa. Oleh karena itu, perkenankanlah penulis menyampaikan ucapan terima
kasih kepada :
1. Bapak Prof. Dr. H. Muh. Syamsulhadi, dr. SpKJ selaku Rektor Universitas
Sebelas Maret.
2. Bapak Dr. A. A. Subijanto, dr, MS selaku Dekan Fakultas Kedokteran
Universitas Sebelas Maret.
3. Bapak H. Tri Budi Wiryanto, dr. SpOG (K) selaku Ketua Program Studi
Diploma IV Kebidanan Fakultas Kedokteran Universitas Sebelas Maret.
4. Bapak Mochammad Arief. Tq, dr, PHK, MS. selaku Ketua Tim KTI Program
Studi Diploma IV Kebidanan Fakultas Kedokteran Universitas Sebelas Maret,
sekaligus sebagai pembimbing utama yang penuh tanggung jawab.
5. Bapak Erindra Budi. C, SKep, Ns. selaku pembimbing pendamping yang
penuh tanggung jawab.
6. Bapak S. Bambang Widjokongko, dr, PHK, M.Pd Ked selaku penguji yang
baik dan sabar.
7. Direktur Akademi Kebidanan YAPPI Sragen beserta staf.
8. Seluruh dosen pengajar, karyawan dan karyawati Program Studi Diploma IV
Kebidanan Fakultas Kedokteran Universitas Sebelas Maret.
9. Kedua orangtuaku dan kakakku atas doa, dukungan dan semangatnya.
10. Teman-teman senasib seperjuangan Mahasiswi D IV Kebidanan Fakultas
Kedokteran UNS angkatan 2005 yang selalu bersama dalam suka maupun
duka menjalani pendidikan sebagai angkatan pertama.
11. Semua pihak yang telah membantu, baik secara langsung maupun tidak
langsung dalam penyusunan Karya Tulis Ilmiah ini.
Penulis menyadari bahwa Karya Tulis Ilmiah ini masih jauh dari
kesempurnaan, sehingga dengan rendah hati penulis mengharap kritik dan saran
yang bersifat membangun. Semoga Allah SWT memberikan balasan yang
melimpah kepada Bapak/Ibu, Saudara/Saudari. Amin.
Surakarta, Agustus 2009
Penulis
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL ………………………………………………………………………………. i
HALAMAN VALIDASI …………………………………………………………………………. ii
HALAMAN PENGESAHAN ………………………………………………………………….. iii
ABSTRAK ……………………………………………………………………………………………. iv
MOTTO ……………………………………………………………………………………………….. v
PERSEMBAHAN ………………………………………………………………………………….. vi
KATA PENGANTAR ……………………………………………………………………………. vii
DAFTAR ISI …………………………………………………………………………………………. ix
DAFTAR TABEL ………………………………………………………………………………….. xi
DAFTAR GAMBAR ……………………………………………………………………………… xii
DAFTAR LAMPIRAN …………………………………………………………………………… xiii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang …………………………………………………………………….. 1
B. Rumusan Masalah ……………………………………………………………….. 3
C. Tujuan Penelitian …………………………………………………………………. 3
D. Manfaat Penelitian ……………………………………………………………….. 4
BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA KONSEP
A. Tinjauan Pustaka ………………………………………………………………….. 5
1. Persepsi terhadap Profesi Bidan ……………………………………….. 5
2. Motivasi Belajar Mahasiswa ……………………………………………. 11
Halaman
3. Peranan Persepsi terhadap Pembentukan Motivasi Belajar …… 13
B. Kerangka Konsep …………………………………………………………………. 15
C. Hipotesis ……………………………………………………………………………. 15
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
A. Desain Penelitian …………………………………………………………………. 16
B. Tempat dan Waktu Penelitian ……………………………………………….. 16
C. Populasi Penelitian ………………………………………………………………. 16
D. Sampel dan Teknik Sampling ……………………………………………….. 17
E. Kriteria Restriksi …………………………………………………………………. 17
F. Definisi Operasional ……………………………………………………………. 18
G. Instrumentasi ………………………………………………………………………. 19
H. Rencana Analisis Data …………………………………………………………. 21
BAB IV HASIL PENELITIAN
A. Persepsi terhadap Profesi Bidan …………………………………………….. 24
B. Motivasi Belajar ………………………………………………………………….. 25
C. Analisis Data ………………………………………………………………………. 25
BAB V PEMBAHASAN ………………………………………………………………………. 27
BAB VI SIMPULAN DAN SARAN
A. Simpulan …………………………………………………………………………….. 29
B. Saran ………………………………………………………………………………….. 30
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 3.1 Penskoran dengan skala Likert (5 alternatif jawaban) …………………… 20
Tabel 3.2 Penskoran dengan skala Likert (4 alternatif jawaban) …………………… 21
Tabel 3.3 Pedoman penafsiran koefisien kirelasi ………………………………………… 23
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 2.1 Skema Kerangka Konsep Penelitian ……………………………………….. 15
Gambar 4.1 Histogram Persepsi terhadap Profesi Bidan ……………………………… 24
Gambar 4.2 Histogram Motivasi Belajar …………………………………………………….. 25
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1. Tahapan Kegiatan Pokok Karya Tulis Ilmiah Jalur Reguler Tahun
Ajaran 2008/2009
Lampiran 2. Surat Permohonan Ijin Penelitian dan Pengambilan Data
Lampiran 3. Surat Keterangan Mengadakan Penelitian dan Pengambilan Data dari
Akademi Kebidanan YAPPI Sragen
Lampiran 4. Rekapitulasi Kuesioner Persepsi terhadap Profesi Bidan
Lampiran 5. Validitas Item Pertanyaan Persepsi terhadap Profesi Bidan
Lampiran 6. Reliabilitas Kuesioner Persepsi terhadap Profesi Bidan
Lampiran 7. Kuesioner Penelitian (lengkap)
Lampiran 8. Kisi-kisi dan Kunci Jawaban Kuesioner Penelitian
Lampiran 9. Analisis Data
Lampiran 10. Lembar Konsultasi Pembimbing Utama
Lampiran 11. Lembar Konsultasi Pembimbing Pendamping
Lampiran 12. Lembar Konsultasi Kuesioner Persepsi terhadap Profesi Bidan
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Mahasiswa pendidikan kebidanan sebagai calon bidan yang akan
bekerja di tengah-tengah masyarakat harus mengerti tentang peran fungsi
mereka dan kompetensi yang harus dimiliki, sadar dengan perkembangan
profesi bidan terutama dalam perkembangan pendidikan bidan, karena
menjadi bidan yang profesional harus melewati jenjang pendidikan. Hal lain
yang harus dipahami oleh setiap bidan agar menjadi bidan profesional adalah
dengan memiliki persepsi yang baik terhadap profesi bidan, sehingga
mengetahui dan paham tentang perkembangan pendidikan bidan,
perkembangan pelayanan kebidanan, peran fungsi dan kompetensi bidan, kode
etik bidan dan standar pelayanan bidan. Dari persepsi dan perilaku mereka
tersebut dapat diidentifikasi apa yang dibutuhkan dan diinginkan mereka
sehingga ditemukan peluang-peluang yang memungkinkan dapat dijadikan
sebagai dasar untuk menyampaikan informasi mengenai sesuatu agar tidak
terjadi salah persepsi.
Penelitian khusus tentang persepsi terhadap profesi bidan pernah
dilakukan oleh Agustianty (2008) terhadap mahasiswa kebidanan jalur reguler
dan jalur transfer. Penelitian yang bersifat kualitatif ini memberikan hasil
bahwa persepsi terhadap profesi bidan sudah baik tentang mutu pendidikan,
perkembangan pelayanan kebidanan, peran fungsi dan kompetensi serta
standar pelayanan bidan baik pada mahasiswa reguler maupun transfer.
Persepsi yang baik akan dapat membantu terbentuknya motivasi
belajar yang kuat di dalam benak mahasiswa. Pengertian motivasi menurut
Dirgagunarsa dalam Sardiman (2007) motivasi adalah dorongan atau
kehendak yang menyebabkan timbulnya semacam kekuatan agar seseorang itu
berbuat atau bertindak, dengan kata lain bertingkah laku. Seperti halnya ketika
mahasiswa kebidanan mempunyai persepsi yang baik terhadap profesi bidan,
maka mereka akan termotivasi untuk belajar guna membentuk sikap dan
perilaku yang baik sehingga kelak dapat menjadi lulusan bidan profesional.
Penelitian tentang motivasi belajar mahasiswa pendidikan
kebidanan pernah dilakukan oleh Sulistiyowati (2008) dengan hasil yaitu
mahasiswa dengan motivasi belajar tinggi sebanyak 8 orang dari 50 responden
atau hanya sebesar 16%. Sedangkan yang lain didapat kategori motivasi
belajar sedang 27 orang (54%) dan kategori belajar rendah 15 orang (30%).
Masalah ini penting untuk diteliti karena motivasi merupakan
aspek yang sangat menentukan keberhasilan mahasiswa, baik selama
menempuh pendidikan maupun setelah lulus dan bekerja menjalankan
profesinya sebagai bidan yang profesional. Motivasi belajar yang terus
menerus diperlukan agar membantu mahasiswa mengkonsentrasikan diri pada
materi ajar yang diberikan.
Mencetak lulusan bidan profesional yang dapat bekerja dan
menjalankan tugas sesuai Standar dan Kode Etik profesi adalah tujuan dari
pendidikan kebidanan. Akademi Kebidanan YAPPI (Yayasan Pondok
Pendidikan Islam) Sragen adalah salah satu pendidikan Diploma III
Kebidanan yang berada di Kabupaten Sragen yang baru didirikan tahun 2006
berdasarkan Surat Keputusan Menteri Pendidikan Nasional No.208/D/0/2006.
Namun bagaimana persepsi terhadap profesi bidan dibentuk oleh
masyarakat/mahasiswa dalam menempuh pendidikan di sekolah kebidanan itu
sendiri.
Maka berdasarkan hal diatas, penulis tertarik untuk melakukan
penelitian dengan judul “Hubungan Persepsi terhadap Profesi Bidan dengan
Motivasi Belajar Mahasiswa Pendidikan Diploma III Kebidanan” di Akademi
Kebidanan YAPPI Sragen.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah diatas, maka dapat dirumuskan
masalah yaitu “Adakah Hubungan antara Persepsi tehadap Profesi Bidan
dengan Motivasi Belajar Mahasiswa Pendidikan Diploma III Kebidanan ?”
C. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum
Untuk mengetahui hubungan antara Persepsi tehadap Profesi Bidan
dengan Motivasi Belajar Mahasiswa Pendidikan Diploma III Kebidanan.
2. Tujuan Khusus
a. Untuk mengetahui bagaimana Persepsi Mahasiswa Pendidikan
Diploma III Kebidanan terhadap Profesi Bidan.
b. Untuk mengetahui bagaimana Motivasi Belajar Mahasiswa Pendidikan
Diploma III Kebidanan.
D. Manfaat Penelitian
1. Teoretis
Mendukung teori-teori di bidang pendidikan tentang hubungan
Persepsi terhadap Profesi Bidan dengan Motivasi Belajar Mahasiswa
Pendidikan Diploma III Kebidanan.
2. Aplikatif
Meningkatkan motivasi belajar mahasiswa Pendidikan Diploma III
Kebidanan dengan memberikan persepsi yang benar terhadap profesi
bidan.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA KONSEP
E. Tinjauan Pustaka
1. Persepsi terhadap Profesi Bidan
a. Pengertian Persepsi
Poerwadarminto (2005) memberi pengertian persepsi adalah
sebagai tanggapan langsung dari sesuatu atau persepsi merupakan
proses seseorang mengetahui beberapa hal melalui panca indra. Hal ini
dapat diartikan persepsi adalah tanggapan diri manusia yang
menunjukkan bagaimana kita melihat, mendengar, merasakan,
memberi serta meraba (kerja indra) di sekitar kita.
Widayatun (2002) menjelaskan bahwa pertama terjadinya persepsi
adalah karena adanya obyek atau stimulus yang merangsang untuk
ditangkap oleh panca indra lalu dibawa ke otak. Dari otak terjadi
“kesan” atau jawaban (Response) yang dibalikkan ke indra kembali
berupa “tanggapan” berupa pengalaman hasil pengolahan otak. Proses
terjadinya persepsi ini perlu perhatian (Attention).
b. Profesi Bidan
Poerwadarminto (2005) memberi pengertian bahwa profesi adalah
suatu lingkungan pekerjaan dalam masyarakat yang memerlukan
syarat-syarat kecakapan dan kewenangan. Pengertian tersebut dapat
dikatakan bahwa profesi merupakan suatu pekerjaan yang ada di dalam
masyarakat atau lingkungan pekerjaan yang memerlukan syarat-syarat
kecakapan dan mempunyai kewenagan tertentu. Sofyan (2005)
menekankan bahwa suatu profesi dikatakan profesional apabila
memiliki pengetahuan dan kemampuan yang dihasilkan pendidikan
yang cukup untuk memenuhi kompetensi profesionalnya.
Ikatan Bidan Indonesia (IBI) dalam Sofyan (2005) menetapkan
bahwa bidan Indonesia adalah seorang perempuan yang lulus dari
pendidikan Bidan yang diakui pemerintah dan organisasi profesi di
wilayah Negara Republik Indonesia serta memiliki kompetensi dan
kualifikasi untuk diregister (STR atau Surat Tanda Registrasi),
sertifikasi (SIB atau Surat Ijin Bidan) dan atau secara sah mendapat
lisensi untuk menjalankan praktik kebidanan. Penyelenggara
pendidikan Bidan adalah institusi pendidikan tinggi baik pemerintah
maupun swasta sesuai dengan kaidah-kaidah yang tercantum pada
sistem pendidikan nasional.
Kelulusan mahasiswa pendidikan Bidan dilakukan melalui UAP
(Ujian Akhir Program) yang terdiri dari uji Phantom, uji OSCA
(Objective Structured Clinical Assessment) dan uji APN (Asuhan
Persalinan Normal) yang disusun sebagai upaya peningkatan
keterampilan manajemen bidan dalam pertolongan persalinan.
Kemudian bidan yang akan menjalankan praktek terlebih dahulu harus
memiliki Surat Ijin Praktek Bidan (SIPB) (Ariyanto, 2008). Bidan
sebagai profesi memiliki ciri-ciri tertentu sebagai berikut: pelayanan
bersifat khusus, jenjang pendidikan, diakui oleh masyarakat,
kewenangan yang sah, peran fungsi dan kompetensi yang jelas,
organisasi profesi (IBI), etika dan kode etik kebidanan, Standar
Pelayanan Kebidanan (SPK), standar praktek, dan standar pendidikan.
Bidan merupakan profesi yang khusus yang sangat diperlukan
untuk meningkatkan kesejahteraan ibu dan janinnya, karena bidan
adalah orang pertama yang melakukan penyelamatan kelahiran
sehingga ibu dan bayinya lahir selamat. Sehingga persepsi bahwa
bidan adalah profesi yang mulia perlu diterapkan pada diri mahasiswa
sekolah kebidanan guna membentuk motivasi belajar.
1) Perkembangan Pendidikan Bidan
Sofyan (2005) mempunyai sejarah pendidikan bidan yaitu:
- 1938: pendidikan bidan berdasar lulusan MULO (SMP)
- 1954: dibuka pendidikan Guru Bidan selama 3 tahun
- 1976: semua pendidikan bidan dihapus, menjadi SPK
- 1985: pendidikan bidan A (SPK + 1 tahun)
- 1993: pendidikan bidan B (Akper + 1 tahun)
pendidikan bidan C (SMP + 3 tahun)
- 1996: pendidikan D III Kebidanan
- 2000: pendidikan D IV Kebidanan
- 2006: pendidikan S2 Kebidanan
Pengembangan pendidikan kebidanan seharusnya dilakukan
secara berkesinambungan, berjenjang dan berlanjut sesuai dengan
prinsip belajar seumur hidup bagi bidan yang mengabdi ditengahtengah
masyarakat. Sehingga mahasiswa diharapkan mempunyai
prinsip belajar seumur hidup dengan motivasi belajar tinggi.
2) Perkembangan Pelayanan Kebidanan
Instruksi Presiden secara lisan pada Sidang Kabinet tahun 1992
menjelaskan tentang perlunya mendidik bidan untuk penempatan
bidan di desa. Adapun tugas pokok bidan di desa adalah sebagai
pelaksana kesehatan KIA termasuk pembinaan dukun bayi, yang
berorientasi pada kesehatan masyarakat. Berbeda halnya dengan
bidan yang bekerja di rumah sakit, dimana pelayanan diberikan
berorientsi pada individu (Sofyan, 2005). Hal ini diharapkan
mahasiswa belajar untuk mengerti dan paham tentang tugas pokok
bidan dalam memberikan pelayanan.
3) Peran Fungsi dan Kompetensi Bidan
Berdasarkan Wahyuningsih (2007), peran fungsi bidan yaitu:
a) Peran sebagai Pelaksana, terdiri dari: tugas mandiri, tugas
kolaborasi dan tugas merujuk.
b) Peran sebagai Pengelola, yaitu dengan mengembangkan
pelayanan kebidanan untuk individu, keluarga, kelompok
khusus dan masyarakat.
c) Peran sebagai Pendidik, yaitu dengan memberikan pendidikan
dan penyuluhan kesehatan.
d) Peran sebagai Peneliti/Investigator, yaitu melakukan investigasi
atau penelitian terapan dalam bidang kesehatan.
Sesuai dengan Kepmenkes RI No. 369/MENKES/SK/III/2007
dalam Wahyuningsih (2007) maka bidan memiliki 9 kompetensi:
Kompetensi ke 1 : Pengetahuan umum, ketrampilan dan perilaku
yang berhubungan dengan ilmu-ilmu sosial, kesehatan masyarakat
dan kesehatan profesional.
Kompetensi ke 2 : Pra Konsepsi, KB dan Ginekologi.
Kompetensi ke 3 : Asuhan konseling selama kehamilan.
Kompetensi ke 4 : Asuhan selama persalinan dan kelahiran.
Kompetensi ke 5 : Asuhan pada ibu nifas dan menyusui.
Kompetensi ke 6 : Asuhan pada bayi baru lahir.
Kompetensi ke 7 : Asuhan pada bayi dan balita.
Kompetensi ke 8 : Kebidanan komunitas.
Kompetensi ke 9 : Asuhan pada ibu atau wanita dengan gangguan
reproduksi.
4) Kode Etik Bidan Indonesia menurut Wahyuningsih (2007)
Kode Etik Bidan Indonesia digunakan sebagai pedoman dalam
berperilaku. Secara umum Kode Etik tersebut berisi 7 bab, yaitu:
kewajiban bidan terhadap klien dan masyarakat (6 butir);
kewajiban bidan terhadap tugasnya (3 butir); kewajiban bidan
terhadap sejawat dan tenaga kesehatan lainnya (2 butir); kewajiban
bidan terhadap profesinya (3 butir); kewajiban bidan terhadap diri
sendiri (2 butir); kewajiban bidan terhadap pemerintah, bangsa dan
tanah air (2 butir); dan penutup (1 butir).
Dalam menempuh pendidikan, mahasiswa diharapkan
termotivasi belajar untuk paham dan mengerti kode etik bidan agar
dalam menjalankan tugasnya kelak tidak melanggar kode etik
profesi.
5) Standar Pelayanan Kebidanan menurut Sofyan (2005)
Terdiri dari Standar Pelayanan Umum yaitu persiapan untuk
kehidupan keluarga sehat, pencatatan dan pelaporan; Standar
Pelayanan Antenatal yaitu identifikasi ibu hamil, pemeriksaan dan
pemantauan antenatal, palpasi abdominal, pengelolaan anemia
pada kehamilan, pengelolaan dini hipertensi pada kehamilan,
persiapan persalinan; Standar Pertolongan Persalinan yaitu asuhan
persalinan kala I, persalinan kala II yang aman, penatalaksanaan
aktif persalinan kala III, penanganan kala II dengan gawat janin
melalui episiotomi; Standar Pelayanan Nifas yaitu perawatan bayi
baru lahir, penanganan pada dua jam pertama setelah persalinan,
pelayanan bagi ibu dan bayi pada masa nifas; Standar Penanganan
Kegawatan Obstetri dan Neonatal yaitu penanganan perdarahan
dalam kehamilan pada trimester III, kegawatan pada eklamsia,
kegawatan pada partus lama/macet, persalinan dengan penggunaan
Vakum Ekstraktor, penanganan retensio plasenta, perdarahan
postpartum primer, perdarahan postpartum sekunder, penanganan
sepsis puerperalis, dan asfiksia neonatorum.
Setelah mengetahui isi Standar Pelayanan Kebidanan, diharap
mahasiswa termotivasi belajar guna memiliki pengetahuan dan
ketrampilan yang dibutuhkan di masa depan.
c. Persepsi terhadap Profesi Bidan
Persepsi terhadap profesi bidan mempunyai pengertian sebagai
tanggapan yang menunjukkan bagaimana kita melihat, mendengar dan
merasakan keberadaan profesi bidan di sekitar kita dengan melihat
kinerjanya, mendengar tanggapan orang lain, merasakan pelayanan
kesehatan yang diberikan oleh bidan dan berkembangnya isu dan
dilema tentang profesi bidan. Padminingrum dan Widiyanti (2005)
menyatakan bahwa terbentuknya persepsi tidak lepas dari pengalaman
dan pembelajaran masa lalu kita yang berkaitan dengan orang, obyek
atau kejadian serupa. Faktor lain yang mempengaruhi proses
terbentuknya persepsi seseorang yaitu umur, gender, agama, ekonomi
dan sosial budaya.
2. Motivasi Belajar Mahasiswa
a. Pengertian Motivasi
Poerwadarminto (2005) mengartikan motivasi sebagai dorongan
yang timbul pada diri seseorang secara sadar atau tidak sadar untuk
melakukan suatu tindakan dengan tujuan tertentu. Sama halnya dengan
Widayatun (2002) menyatakan bahwa motivasi berasal dari bahasa
latin Movere yang berarti mendorong atau menggerakkan. Motivasi
inilah yang mendorong seseorang utuk berperilaku beraktivitas dalam
pencapaian tujuan. Sukmadinata (2003) menambahkan bahwa motivasi
terbentuk oleh tenaga-tenaga yang bersumber dari dalam dan dari luar
individu.
b. Motivasi Belajar Mahasiswa
Sukmadinata (2003) memberi pengertian motivasi belajar adalah
keseluruhan daya penggerak psikis di dalam diri yang menimbulkan
kegiatan belajar, menjamin kelangsungan belajar dan memberikan arah
pada kegiatan belajar itu demi mencapai tujuan. Motivasi memegang
peranan penting dalam memberikan gairah atau semangat dalam
belajar sehingga siswa yang bermotivasi kuat memiliki energi banyak
untuk melakukan kegiatan belajar.
Syah (2005) menyatakan bahwa motivasi belajar dapat dibedakan
menjadi motivasi intrinsik dan motivasi ekstrinsik. Motivasi intrinsik
adalah hal dan keadaan yang berasal dari dalam diri siswa sendiri yang
dapat mendorong melakukan tindakan belajar, seperti: perasaan
menyenangi materi dan kebutuhannya terhadap materi tersebut,
misalnya untuk kehidupan masa depan siswa yang bersangkutan.
Sedangkan motivasi ekstrinsik adalah hal dan keadaan yang datang
dari luar individu siswa yang juga mendorongnya untuk melakukan
kegiatan belajar, yang berupa: pujian, penghargaan, hukuman,
peraturan atau tata tertib sekolah, suri teladan orangtua dan guru.
Kekurangan atau ketiadaan motivasi, baik yang bersifat internal
maupun eksternal, akan menyebabkan kurang bersemangatnya siswa
dalam melakukan proses pembelajaran materi-materi pelajaran baik di
institusi pendidikan maupun di rumah.
Syah (2005) menambahkan bahwa dalam perspektif kognitif,
motivasi yang lebih signifikan bagi siswa adalah motivasi intrinsik
karena lebih murni dan tidak bergantung pada dorongan atau pengaruh
orang lain. Dorongan mencapai prestasi dan dorongan memiliki
pengetahuan dan ketrampilan untuk masa depan, umpamanya,
memberi pengaruh lebih kuat dibandingkan dengan dorongan hadiah
atau dorongan keharusan dari orangtua dan guru.
3. Peranan Persepsi terhadap Pembentukan Motivasi Belajar
Persepsi yang merupakan suatu tanggapan dari bagaimana kita
melihat, mendengar, merasakan, memberi dan meraba, dimulai dari suatu
kesan terhadap rangsangan. Tanggapan adalah kesan-kesan yang dialami
jika rangsangan sudah tidak ada, kemudian tanggapan tersebut mengalami
proses pemahaman yang disebut appersepsi. Dimana setiap individu akan
menyimpan pemahamannya dalam ingatan. Fungsi penting dari ingatan
adalah menyimpan tanggapan-tanggapan yang berlangsung melaui
pengamatan. Suatu saat ingatan dapat dipanggil kembali dengan bantuan
rangsangan. Fantasi adalah kemampuan menggunakan tanggapantanggapan
yang sudah dimiliki untuk menciptakan tanggapan-tanggapan
baru. Fantasi memberikan arti yang besar kepada kehidupan manusia. Oleh
sifatnya yang hidup, dinamis, dan kaya, maka fantasi sering
mempengaruhi mimpi, harapan dan perasaan untuk menyusun cita-cita dan
rencana guna membangun kehidupan yang lebih bahagia. Bahkan dalam
dunia pengajaran dan pendidikan, fantasi memberikan pengaruh yang
besar untuk membangun motivasi belajar, semangat meneliti dan
kreativitas anak (Kartono, 2004). Mahasiswa pendidikan kebidanan
pastilah memiliki cita-cita untuk menjadi bidan profesional, dimana harus
memenuhi kecakapan sesuai standar, baik pengetahuan maupun
keterampilan. Hai ini akan mendorong mahasiswa untuk memenuhi
kebutuhan materi ajar saat menempuh pendidikan kebidanan. Sehingga
dapat meningkatkan motivasi belajar mereka.
Syah (2005) juga menyatakan bahwa motivasi intrinsik dapat
mendorong melakukan tindakan belajar, seperti: perasaan menyenangi dan
kebutuhannya terhadap materi.
F. Kerangka Konsep
Untuk mengambarkan alur pemikiran secara jelas, maka dapat
dibuat suatu kerangka konsep seperti tampak pada gambar berikut:
Gambar 2.1 Skema Kerangka Konsep Penelitian
G. Hipotesis
Persepsi mahasiswa yang benar terhadap profesi bidan akan
meningkatkan motivasi belajar mahasiswa.
Persepsi terhadap
Profesi Bidan
Kesan Tanggapan Perhatian
Appersepsi
(pemahaman)
Ingatan
Fantasi atau imajinasi
(kemampuan menggunakan
tanggapan yang telah ada)
Cita-cita menjadi
Bidan Profesional
Pengatahuan
Keterampilan
Kebutuhan
terhadap materi
Minat
(kesenangan)
Intrinsik Ekstrinsik
Penghargaan
Pujian
Hukuman
Motivasi Belajar
Mahasiswa
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
H. Desain Penelitian
Penelitian ini menggunakan jenis penelitian observasional analitik
dengan desain penelitian secara Cross Sectional.
I. Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian telah dilaksanakan pada bulan Juni 2009 di Akademi
Kebidanan YAPPI Sragen, jalan Letjen Suprapto no.21 Sragen.
J. Populasi Penelitian
Populasi merupakan seluruh subyek penelitian. Pengertian populasi
menurut Singarimbun yang disampaikan oleh Iskandar (2008) adalah jumlah
keseluruhan dari unit-unit analisa yang memiliki ciri-ciri yang akan diduga.
1. Populasi Target adalah populasi yang menjadi sasaran aktif yang
parameternya akan diketahui melalui penelitian. Dalam penelitian ini yaitu
mahasiswa Pendidikan Diploma III Kebidanan.
2. Populasi Aktual adalah bagian dari populasi target tempat sampel
diambil. Dalam penelitian ini yaitu mahasiswa Akademi Kebidanan
YAPPI Sragen tingkat II (semester 4). Hal ini dipilih atas pertimbangan
yaitu sebagai evaluasi diri tentang persepsi terhadap profesi bidan dan
motivasi belajar mahasiswa karena pada tingkat II telah ditempuh separuh
perjalanan menuju profesi bidan, sehingga diharapkan pada tingkat
berikutnya atau tingkat akhir dapat memperbaiki persepsi terhadap profesi
bidan dan motivasi belajarnya dapat ditingkatkan lagi.
K. Sampel dan Teknik Sampling
Sampel adalah sebagian dari populasi yang diambil secara
representatif atau mewakili populasi yang bersangkutan atau bagian kecil yang
diamati (Iskandar, 2008). Jumlah mahasiswa Akademi Kebidanan YAPPI
Sragen tingkat II yaitu 66 siswa, maka penelitian ini menggunakan teknik total
sampling. Karena apabila jumlah populasi kurang dari 100 maka lebih baik
diambil semua sebagai sampel (Arikunto, 2002).
L. Kriteria Restriksi
1. Kriteria Inklusi
Kriteria inklusi dalam penelitian ini yaitu mahasiswa tingkat II
yang tercatat aktif di Akademi Kebidanan YAPPI Sragen.
2. Kriteria Eksklusi
Kriteria eksklusi dalam penelitian ini yaitu mahasiswa yang
menolak menjadi responden, sedang cuti atau tidak hadir saat dilakukan
penelitian, dan yang pernah mendapat penghargaan akademik selama
menempuh pendidikan di kebidanan yaitu peringkat 1, 2 dan 3 kelas.
M. Definisi Operasional
1. Variabel bebas : Persepsi terhadap Profesi Bidan
Persepsi terhadap profesi bidan mempunyai pengertian sebagai
tanggapan yang menunjukkan bagaimana kita melihat, mendengar dan
merasakan keberadaan profesi bidan di sekitar kita.
Alat ukur : Kuesioner persepsi terhadap profesi bidan dengan
skala Likert yang dibuat sendiri oleh peneliti.
Skala : Interval.
Cara mengukur : Dengan memberikan kuesioner yang berisi daftar
pertanyaan disertai alternatif jawaban tentang
persepsi terhadap profesi bidan kepada responden
untuk diisi kemudian dinilai menggunakan skor.
2. Variabel terikat : Motivasi Belajar
Motivasi belajar adalah keseluruhan daya penggerak psikis di
dalam diri yang menimbulkan kegiatan belajar, menjamin kelangsungan
belajar dan memberikan arah pada kegiatan belajar itu demi mencapai
tujuan. Motivasi dapat berupa dorongan-dorongan dasar (internal) dan
intensif dari luar (eksternal).
Alat ukur : Kuesioner motivasi belajar dengan skala Likert dari
kuesioner baku oleh Abdullah yang pernah
digunakan oleh Sulistiyowati (2008).
Skala : Interval.
Cara mengukur : Dengan memberikan kuesioner yang berisi daftar
pertanyaan disertai alternatif jawaban tentang
motivasi belajar kepada responden untuk diisi
kemudian dinilai menggunakan skor.
N. Instrumentasi
Pengumpulan data pada penelitian ini dilakukan dengan cara
peneliti terjun langsung ke lapangan yang hanya dilakukan satu kali dengan
memberikan kuesioner tentang persepsi untuk menilai tingkat persepsi
mahasiswa terhadap profesi bidan dan tentang motivasi untuk menilai tingkat
motivasi belajar mahasiswa.
Peneliti tidak melakukan uji validitas dan reliabilitas pada
kuesioner tentang motivasi belajar, karena sudah terdapat skala baku tentang
pengukuran motivasi belajar yang disusun Abdullah dan pernah digunakan
dalam penelitian Sulistiyowati (2008). Dengan menggunakan pendekatan split
half, Abdullah melaporkan bahwa koefisien reliabilitas kuesioner ini adalah
sebesar rxx=0,86. Sedangkan untuk kuesioner tentang persepsi terhadap profesi
bidan telah dikonsultasikan pada seseorang yang memahami profesi bidan.
Kemudian untuk mengetahui sejauh mana kuesioner tersebut memenuhi
kriteria sebagai alat ukur, maka sebelum kuesioner dibagikan kepada
responden, dilakukan uji validitas dan reliabilitas pada responden lain yang
memiliki kesamaan karakteristik dengan sampel penelitian yaitu mahasiswa
D IV Kebidanan Fakultas Kedokteran UNS jalur Reguler semester 4.
Pengujian validitas dengan Pearson Product Moment dan reliabilitas dengan
Cronbach Alpha yang dihitung menggunakan program SPSS 16.0 for
Windows. Jika nilai r hitung > r tabel berarti valid, demikian sebaliknya. Adapun
rtabel untuk pengujian validitas dengan taraf kemaknaan a = 0,05 dan sampel
sebanyak n = 20 adalah 0,423.
Uji validitas dan reliabilitas ini dilakukan pada mahasiswa D IV
Kebidanan FK UNS semester 4 dengan responden 20 mahasiswa. Dari 32 item
pernyataan ada 28 item yang valid, 4 item yang tidak valid tidak dipergunakan
dalam penelitian ini.
Suatu konstruk atau variabel dikatakan reliabel jika memberikan
nilai Cronbach’s Alpha > 0,60 (Iskandar, 2008). Hasil dari uji reliabilitas dari
instrumen wawancara adalah 0,9206 sehingga dapat disimpulkan bahwa daftar
pernyataan reliabel.
Penilaian kuesioner menggunakan skala Likert. Berdasarkan skala
Likert terdapat 5 alternatif jawaban baik untuk pertanyaan positif maupun
negatif sebagai berikut:
Tabel 3.1 Penskoran dengan skala Likert (5 alternatif jawaban)
Pernyataan Positif Negatif
Sangat Setuju (SS) 5 1
Setuju (S) 4 2
Tidak pasti (TP) 3 3
Tidak setuju (TS) 2 4
Sangat Tidak setuju (STS) 1 5
(Iskandar, 2008)
Penskoran alternatif jawaban “Tidak Pasti (TP)” pada kuesioner ini
dihilangkan untuk menghindari adanya kebingungan jawaban subyek,
sehingga hanya tersedia 4 akternatif jawaban sebagai berikut:
Tabel 3.2 Penskoran dengan skala Likert (4 alternatif jawaban)
Pernyataan Positif Negatif
Sangat Setuju (SS) 4 1
Setuju (S) 3 2
Tidak setuju (TS) 2 3
Sangat Tidak setuju (STS) 1 4
O. Rencana Analisis Data
Data yang diperoleh dari hasil penelitian ini dianalisis dengan
menggunakan teknik analisis statistik kuantitatif. Untuk mengukur tingkat
atau eratnya hubungan digunakan analisa Uji Korelasi Spearman Rank (Rho)
karena data yang dihitung berupa tata jenjang.
Cara untuk menghitung Uji Korelasi Spearman Rank (Rho)
menurut Hartono (2008) dan Hidayat (2007) adalah sebagai berikut:
n(n 1)
6 b
1 2
2
i
-
r = – å
keterangan:
r = (Rho) Keefisien korelasi spearman
bi = selisih pengamatan tiap pasang sampel dalam urutan
(dengan membuat ranking dalam tabel penolong)
n = jumlah total subyek
Penghitungan nilai koefisien korelasi Spearman Rank (Rho)
dilakukan dengan menggunakan program SPSS 16.0 for Windows.
Uji signifikansi harga observasi rho dilakukan untuk mengetahui
ada tidaknya hubungan antar kedua variabel, ada tiga cara menurut Hartono
(2008) yaitu sebagai berikut:
1. Menggunakan tabel nilai ”t”, dengan cara membandingkan antara thitung
dengan nilai ttabel sesuai dengan besarnya n dan taraf signifikan yang
diinginkan, dengan ketentuan:
a. Jika thitung ≥ ttabel maka Ho ditolak
b. Jika thitung < ttabel maka Ho diterima
2. Berdasarkan probabilitas, yaitu dengan membandingkan sig. (2-tailed)
atau nilai probabilitas dengan 0,05. dengan ketentuan sebagai berikut:
a. Bila nilai probabilitas lebih besar dari 0,05 berarti tidak ada korelasi
yang signifikan (Ho diterima)
b. Bila nilai probabilitas lebih kecil dari 0,05 berarti ada korelasi yang
signifikan (Ho ditolak)
3. Menggunakan penjelasan tanda bintang (**/*) dibawah tabel sudut kiri.
Tanda bintang hanya muncul bila ada korelasi yang signifikan, tapi bila
tidak ada tanda bintangnya berarti tidak ada korelasi.
Untuk dapat memberikan penafsiran terhadap koefisien korelasi
yang ditemukan besar atau kecil, maka dapat berpedoman pada ketentuan
sebagai berikut:
Tabel 3.3 Pedoman penafsiran koefisien korelasi
Interval Koefisien Tingkat Hubungan
0,00 Tiada korelasi
0,01 hingga 0,199 atau -0,01 hingga -0,199 Sangat Rendah
0,20 hingga 0,399 atau -0,20 hingga -0,399 Rendah
0,40 hingga 0,599 atau -0,40 hingga -0,599 Sedang
0,60 hingga 0,799 atau -0,60 hingga -0,799 Kuat
0,80 hingga 1,000 atau -0,80 hingga -1,000 Sangat Kuat
(Iskandar, 2008)
BAB IV
HASIL PENELITIAN
Pengambilan sampel dengan teknik total sampling diperoleh sebanyak 60
responden dari 66 mahasiswa Akademi Kebidanan YAPPI Sragen setelah melalui
kriteria restriksi (inklusi dan ekslusi) dan diperoleh hasil sebagai berikut:
A. Persepsi terhadap Profesi Bidan
Hasil penelitian tentang persepsi terhadap profesi bidan yang dilakukan
pada 60 responden mempunyai rentan nilai 81 hingga 109, mean sebesar
95,97, median sebesar 94,00, modus 92 dan standar deviasi sebesar 8,655.
Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada gambar histogram dibawah ini:
Gambar 4.1 Histogram Persepsi terhadap Profesi Bidan
Jumlah
Mahasiswa
Skor Persepsi terhadap Profesi Bidan
Perepsi terhadap Profesi Bidan
B. Motivasi Belajar
Hasil penelitian tentang motivasi belajar yang dilakukan pada 60
responden mempunyai rentan nilai 106 hingga 137, mean sebesar 120,38,
median sebesar 119,00, modus 113 dan standar deviasi sebesar 8,417. Untuk
lebih jelasnya dapat dilihat pada gambar histogram dibawah ini:
Gambar 4.2 Histogram Motivasi Belajar
C. Analisis Data
Perhitungan korelasi Spearman Rank dengan bantuan SPSS 16.0 for
Windows menghasilkan nilai rho sebesar 0,587 dengan nilai probabilitas 0,000.
Uji signifikasi dilakukan dengan cara membandingkan nilai probabilitas
dengan tingkat alpha yaitu 0,000 < 0,05 berarti ada korelasi yang signifikan
(H0 ditolak). Dengan demikian diketahui bahwa terdapat hubungan antara
Jumlah
Mahasiswa
Skor Motivasi Belajar Mahasiswa
Motivasi Balajar Mahasiswa
persepsi terhadap profesi bidan dengan motivasi belajar mahasiswa Akademi
Kebidanan YAPPI Sragen.
Angka rho sebesar 0,587 menunjukkan bahwa derajat hubungan antara
kedua variabel termasuk sedang. Angka positif menunjukkan bahwa arah
hubungan kedua variabel adalah sebanding, dalam artian persepsi mahasiswa
yang benar terhadap profesi bidan akan meningkatkan motivasi belajar
mahasiswa.
BAB V
PEMBAHASAN
Hasil penelitian diperoleh nilai koefisien korelasi Spearman (rho) sebesar
0,587 dengan nilai probabilitas 0,000. Bila nilai rho diterapkan dalam tabel
koefisien korelasi tingkat hubungannya tergolong sedang. Dengan nilai p yang
lebih kecil dari tingkat alpha (0,000 < 0,05) yang berarti ada hubungan yang
bermakna (signifikan) antara persepsi terhadap profesi bidan dengan motivasi
belajar. Nilai rho bertanda positif menunjukkan adanya hubungan positif antara
persepsi terhadap profesi bidan dengan motivasi belajar mahasiswa. Hal ini berarti
hipotesis “persepsi yang benar terhadap profesi bidan akan meningkatkan
motivasi belajar mahasiswa”, diterima.
Persepsi mahasiswa Akademi Kebidanan YAPPI Sragen terhadap profesi
bidan, menghasilkan nilai mean yang tinggi yaitu sebesar 95,97 dari rentan nilai
81 hingga 109. Hal ini dimungkinkan pada mahasiswa tingkat II yang telah
menempuh separuh perjalanan menuju profesi bidan, telah mempersiapkan diri
dan dibekali dengan banyak pengetahuan sehingga mempunyai persepsi yang
benar terhadap profesi bidan. Menurut hasil penelitian tentang hubungan persepsi
terhadap profesi bidan dengan motivasi belajar yang dilakukan pada mahasiswa
tingkat II Akademi Kebidanan YAPPI Sragen diperoleh hubungan yang tergolong
sedang antara persepsi terhadap profesi bidan dengan motivasi belajar, yaitu
dengan koefisien korelasi sebesar 0,587.
Hubungan yang sedang menunjukkan bahwa mahasiswa yang mempunyai
skor tinggi pada persepsi terhadap profesi bidan belum tentu mempunyai skor
tinggi pada motivasi belajar, begitu pula mahasiswa yang mempunyai skor rendah
pada persepsi terhadap profesi bidan belum tentu rendah pada skor motivasi
belajar. Hal ini dapat dilihat pada ranking variabel persepsi terhadap profesi bidan
dan ranking variabel motivasi belajar masing-masing mahasiswa pada tabel
penolong (terlampir). Walaupun dari hasil penelitian tentang motivasi belajar
mahasiswa menunjukkan nilai mean yang tinggi yaitu sebesar 120,38 dari rentan
nilai 106 hingga 137. Hal ini menunjukkan tidak hanya persepsi terhadap profesi
bidan yang mempengaruhi motivasi belajar. Dalam Syah (2005) yang menyatakan
bahwa motivasi belajar dapat berasal dari intrinsik maupun ekstrinsik. Bastable
(2002) juga menyatakan bahwa terdapat tiga ketegori utama dalam faktor-faktor
yang mempengaruhi motivasi belajar, yaitu atribut pribadi (terdiri dari: tahap
perkembangan, kesiapan emosi, usia, gender, nilai dan keyakinan dan status
kesehatan), pengaruh lingkungan (seperti: karakteristik lingkungan belajar,
keterjangkauan dan ketersediaan sumber daya manusia dan materi), serta sistem
hubungan peserta didik (seperti: keluarga, komunitas dan pengaruh pengajar).
BAB VI
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Penelitian yang telah dilakukan peneliti mengenai “Hubungan Persepsi
terhadap Profesi Bidan dengan Motivasi Belajar Mahasiswa Pendidikan
Diploma III Kebidanan” di Akademi Kebidanan YAPPI Sragen mempunyai
kesimpulan sebagai berikut:
1. Persepsi mahasiswa Pendidikan Diploma III Kebidanan terhadap profesi
bidan menghasilkan nilai mean yang tinggi yaitu sebesar 95,97 dari rentan
nilai 81 hingga 109 dan standar deviasi sebasar 8,655.
2. Motivasi belajar mahasiswa Pendidikan Diploma III Kebidanan
menunjukkan nilai mean yang tinggi yaitu sebesar 120,38 dari rentan nilai
106 hingga 137 dan standar deviasi sebesar 8,417.
3. Persepsi terhadap profesi bidan mempunyai hubungan yang bermakna
(signifikan) dan positif dengan motivasi belajar mahasiswa Pendidikan
Diploma III kebidanan, yang ditunjukan dengan nilai koefisien korelasi rho
sebesar 0,587 dan nilai p sebesar 0,000.
B. Saran
Berdasarkan hasil penelitian yang diperoleh, maka peneliti menyarankan:
1. Bagi Mahasiswa Pendidikan Diploma III Kebidanan
a. Menambah pemahaman dan pengetahuan tentang hal-hal yang dapat
mempengaruhi dan meningkatkan persepsi terhadap profesi bidan dan
motivasi belajar yaitu dengan membuka website resmi Organisasi
Profesi IBI.
b. Tetap mempertahankan persepsi yang benar terhadap profesi bidan dan
motivasi belajar yang tinggi, sehingga dapat mencapai tujuan
pembelajaran yang diharapkan.
2. Bagi Pendidik
Memberi dorongan moral dan spiritual kepada anak dan peserta
didiknya untuk meningkatkan motivasi belajar dengan menanamkan
persepsi yang benar terhadap profesi bidan
3. Bagi Organisasi Profesi IBI
Menyebarluaskan informasi terbaru tentang profesi bidan melalui
berbagai sarana publikasi agar masyarakat luas baik tenaga kesehatan
seprofesi maupun sejawat, mahasiswa pendidikan kebidanan dan orang lain
dapat mengetahui informasi yang benar, guna menghindari salah persepsi.
DAFTAR PUSTAKA
Agustianty M. 2008. Persepsi Mahasiswa Reguler dan Jalur Transfer Program
Studi D IV Kebidanan Universitas Sebelas Maret terhadap Profesi Bidan.
(Karya Tulis Ilmiah). Surakarta: UNS.
Ariyanto. 2008. Surat Ijin Praktek Bidan. http://kpt.kamparkab.go.id/?q=node/53.
Diakses tanggal 12 Juni 2009.
Arikunto S. 2002. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta: Rineka
Cipta. Hal: 106-24.
Bastable S. B. 2002. Perawat sebagai Pendidik. Jakarta: EGC. Hal: 56-8.
Hartono. 2008. SPSS 16.0 Analisis Data Statistika dan Penelitian. Yogyakarta:
Pustaka Pelajar. Hal: 53-92.
Hidayat A. A. A. 2007. Metode Penelitian Kebidanan dan Teknik Analisis Data.
Jakarta: Salemba Medika. Hal: 140-3.
Iskandar. 2008. Metodologi Penelitian Pendidikan dan Sosial (Kuantitatif dan
Kualitatif). Jakarta: Gaung Persada Press.
Kartono K. 2004. Psikologi Umum. Bandung: Mandar Maju. Hal: 45-69.
Narbuko C, Achmadi A. 2003. Metodologi Penelitian. Jakarta: PT Bumi Aksara.
Hal: 125-6.
Padminingrum D, Widiyanti E. 2005. Dasar-Dasar Komunikasi. (Modul
Pembelajaran). Surakarta: UNS. Hal: 71.
Poerwadarminto, W. J. S. 2005. Kamus Umum Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai
Pustaka. Hal: 756-865.
Sardiman. 2007. Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta: Rajawali
Press. Hal: 73.
Sofyan, M. 2005. 50 Tahun IBI Bidan Menyongsong Masa Depan. Jakarta:
Pengurus Pusat IBI. Hal: 5-164.
Sugiyono. 2005. Metodologi Penelitian Administrasi. Bandung: CV Alfabeta.
Hal: 98.
Sukmadinata N. S. 2003. Landasan Psikologi Proses Pendidikan. Bandung: PT
Remaja Rosdakarya. Hal: 156.
Sulistiyowati. 2008. Hubungan antara Harga Diri dengan Motivasi Belajar
Mahasiswa Semester II D IV Kebidanan UNS Surakarta 2007/2008.
(Karya Tulis Ilmiah). Surakarta: UNS.
Syah M. 2005. Psikologi Pendidikan dengan Pendekatan Baru. Bandung: PT
Remaja Rosdakarya. Hal: 136-7.
Taufiqurohman M. A. 2008. Pengantar Metodologi Penelitian Untuk Ilmu
Kesehatan. Surakarta: UNS Prees. Hal: 54.
Wahyuningsih, H. P. 2007. Etika Profesi Dilengkapi Hukum Kesehatan Dalam
Kesehatan. Yogyakarta: Fitramaya.
Widayatun T.R. 2002. Ilmu Perilaku. Jakarta: CV Sagung Seto. Hal: 110-6.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar